Sunday, February 3, 2013

Interview: SOPHIA SOVIA STOLKA, "Bentuk Kerisauan Terhadap Kondisi Sosial Politik di Negara Ini."



Oleh ANANG SIGIT
Foto Dok. SOPHIA SOVIA STOLKA



SOPHIA SOVIA STOLKA (SSS), selamat atas rilisnya debut mini album kalian ya :) Kenapa memilih “Rumah Luka” (yang juga adalah track pertama dalam mini-album ini) sebagai judul EP-nya ?
Halo FL Zine , sebelumnya terima kasih ya atas interviewnya.
Kenapa memilih nama “Rumah Luka” karena kebetulan ‘Rumah Luka’ adalah single pertama di EP ini, dan boxset kami yang terbuat dari kayu , cocok untuk menggambarkan judul “Rumah Luka” tersebut.


Setelah menyimak nyanyian dari setiap bait lirik yang terlantunkan dan tidak tertuliskan di booklet album, disini Kita sangat merasakan nuansa sosial-politiknya. Apa yang memotivasi kalian untuk menuliskan lirik bertemakan politik untuk musik SOPHIA?
Ini adalah salah satu bentuk kerisauan kami terhadap kondisi sosial politik di negara kita, suatu bentuk aspirasi , sarana mengeluarkan pendapat , kami melihat keadaan di negara kita sungguh sangat ironis dimana 10 tahun lebih setelah reformasi keadaan (politik dan sosial) masih sama dengan keadaan jaman pak Harto dulu , bahkan di beberapa hal , keadaannya lebih buruk. 

Pembangunan memang terus berlangsung dan sangat cepat tetapi di balik pembangunan itu yang menguasai ya orang orang yang ada di lingkaran kekuasaan tadi. 

Disamping itu kami melihat masih sedikit band di Jogja khususnya yang menulis lagu dengan tema tersebut, ini semacam strategi juga sebenarnya.


Mungkin satu hal yang SOPHIA ingin angkat sebagai nyawa, tema lirikal politik. Bagaimana kalian memandang filosofi politik sama pentingnya jadi bagian dari musik SOPHIA?
Sebenarnya dalam berkarya kami tidak ada batasan , harus menulis lirik tentang politik atau sosial , atau cinta , biarkan orang menilai, inilah musik kami , inilah lirik kami.

Untuk EP pertama ini memang yang kami angkat lebih unsur ke politik dan sosial yang dituang dalam lirik-lirik kami. 

Kami benci politik , politik itu menyebalkan, dalam politik kawan jadi lawan , saling fitnah , jilat menjilat , sisi dari menyebalkannya politik inilah yang akan kami usung ke depan nantinya. 

Kami tidak bisa melawan keadaan ini dengan angkat senjata berperang frontal , kami tiak bisa ikut demo (kami sudah cukup tua untuk itu, dan kami punya anak istri , kecuali Dodhi yang belum berkeluarga) yang bisa kami lakukan hanyalah membuat karya dan suara kami bisa didengar oleh orang lain dan suara kami bisa menginspirasi orang lain , syukur syukur bisa mengubah yang jahat jadi baik.


Disamping itu, Kita tau EFEK RUMAH KACA lebih dulu megangkat tema sosial, budaya dan politik yang sama dalam penulisan musik dan liriknya. Satu pertanyaan yang sedikit membosankan, sebagai musisi tentunya kalian memiliki artis/band-band yang di puja, lalu artis/band-band apa saja yang telah mempengaruhi kalian untuk bermusik di SOPHIA?
Untuk pengaruh dalam bermusik setiap personil mempunyai band favorit sendiri sendiri , kami semua mendengarkan semua jenis musik .

Ketika ada lagu bagus , cukup saya suka ya suka saja, tidak melihat ini aliran apa , apkah  ini band terlalu mainstream atau ini band cutting edge ,  tidak ada batasan.

Di awal kami bermain musik , kami suka membawakan lagu lagu orang , paling banyak yang kami cover adalah lagunya Radiohead , Coldplay , The Smashing Pumpkins , U2 , The Cure.

Untuk band lokal kami mendengarkan semuanya , dari Sheila On7 sampai The Trees and The Wild , dari Noah sampai Seringai , kami juga mengikuti perkembangan musik mereka. 

Namun untuk band favorit kami semua mutlak adalah Radiohead. 

Dan benar untuk dalam negeri , kami sekarang sungguh sangat terinspirasi dari Efek Rumah Kaca. 


Dan dalam terminologimu sendiri, seperti apa kalian mendefinisikan musik yang kalian usung ini ?
Musik yang kami usung adalah POP.
Mungkin lebih ke Pop Balad. Dengan sentuhan musik britpop , dan lirik yang cenderung bertema sosial politik.


SOPHIA sendiri terbentuk sejak kapan ? Saya baru mendengar gaungnya pertengahan tahun 2012 kemaren. Bisa berikan kita deskripsi pendek tentang perjalanan panjang karir SOPHIA ?
SSS terbentuk sejak  18 Januari 2012.
Sebelumnya kami lebih dikenal dengan nama SOPHIE. Jika anda adalah anak muda Jogja yang suka musik , tumbuh besar di awal tahun 2002 – 2006 pasti sering mendengar nama band SOPHIE.

Hits single dari Sophie yang sampai sekarang masih menjadi hits dan masih diputar di radio radio antara lain “pejuang asmara” , “bawakan aku bunga” , “amorisa bagian 2”
Setelah sempat merilis 2 mini album , 1 full album dan beberapa single , dan setelah beberapa kali ganti personil. Akhirnya Sophie resmi dibubarkan pada Desember 2011.

Dua personil tersisa , yaitu Hendra (vokal) dan Dodhi (Bass) pada januari 2012 memutuskan membentuk sebuah band baru dengan nama Sophia Sovia Stolka.

Kami  mengajak Wiwin (guitar) yang sebelumnya sering menjadi additional gitar di Sophie.
Begitulah cikal bakal Sophia Sovia Stolka terbentuk.

SOPHIA SOVIA STOLKA
Awal mendengar nama SOPHIA SOVIA STOLKA dibenak Saya langsung terbesit pikiran, oh ini adalah band dengan formasi yang semua personilnya adalah perempuan, atau nggak band dengan formasi female fronted didalamnya. Tapi begitu melihat di laman facebook kalian,ternyata formasi SOPHIA seluruhnya adalah pria. Bisa diceritakan tentang nama SOPHIA SOVIA STOLKA? Apa ini dari bahasa latin yang artinya nameless (tanpa nama)? Dan apa alasan kalian mengambil nama tersebut sebagai nama band?
Tidak ada arti khusus dalam nama Sophia Sovia Stolka , kami hanya ingin masih ada unsur nama Sophie di nama band kami ini. Cukup panggil saja dengan panggilan SSS.


“Rumah Luka” debut mini album yang dirilis dan dipasarkan dengan penjualan collectible item berupa boxset. Pada dasarnya jika kamu memilih menjadi independen, maka kamu memilih untuk berkreasi out of the box. Dan apa motivasi kalian merilis EP ini dengan penjualan fisik yang berupa boxset?
Latar belakangnya adalah saat ini sungguh mustahil menjual produk fisik , dalam bentuk CD. Sekarang orang lebih suka download dari internet, atau mengcopy paste lagu milik teman.

Itulah yang mendasari kami , bahwa tidak mungkin menjual CD saja, oleh karena itu kami merilis album “Rumah Luka” dalam bentuk Box set yang di dalamnya berisi Kaos, Stikcer, Gantungan Kunci, dan disamping itu bagi siapa yang membeli CD Rumah Luka kami ikutkan dalam kuis berhadiah iPod.

Jadi orang mengeluarkan uang 100.000 untuk membeli karya kami dan mendapatkan merchandise di dalamnya sudah merupakan harga yang pantas.

Boxset SOPHIA SOVIA STOLKA - Rumah Luka EP
Bagaimana pendistribusiannya sejauh ini?
Distribusi terbesar kami adalah kami jual sendiri secara online, kami melakukan promo di twitter , disamping itu kami juga menitipkan Boxset “Rumah Luka” di toko toko khusus yang menjual CD/merch band band cutting edge. 


Well, bagaimana kreasi kalian untuk  menjalin jejaring pedengar secara lebih luas (mungkin hingga ke penjuru dunia) jika rilisan fisik kalian hanya dicetak secara terbatas?
Untuk EP Rumah Luka ini adalah sebagai batu loncatan kami ke depan , target kami sejauh ini untuk rilisan EP Rumah Luka hanya supaya orang tahu kami. Itu dulu. 

Hal itu terjadi dengan diputarnya lagu kami di stasiun Radio Lokal , kami juga mengirimkan demo lagu ke beberapa radio di luar daerah. 

Targetnya sekarang hanya untuk memperkenalkan diri dulu.

Untuk supaya lebih dikenal di luar negeri saat ini belum kami pikirkan, biarkan itu nanti terjadi dengan sendiri, dan strateginya bagaiman abelum kami pikirkan.

Ada rencana mengadakan konser di Singapura , dalam tahun ini , tapi kita lihat saja nanti apakah akan terjadi atau tidak. 


Digitalisasi, penjualan rilisan fisik dari dulu memang terhitung sangat susah. Mungkin terhitung lebih banyak penikmat musik yang lebih suka mendownload gratis ketimbang membeli rilisan fisik originalnya. Bagaimana pendapat kalian tentang itu?
Dunia berubah , semua hal berubah , begitu juga dengan industri musik.

Tidak perlu menyalahkan siapapun , tugas kita adalah berpikir bagaimana cara supaya karya kami bisa laku , tugas musisi musisi dan band band lain adalah juga sama.

Dengan keadaan seperti ini , untuk mengandalkan hidup dari musik sungguh tidak mungkin , oleh karena itu menurut pendapat kami pribadi , dalam bermusik itu kami anggap sebagai hobi yang menghasilkan. Tidak usah dipikir terlalu serius tapi juga jangan dipikirkan asal asalan. Klise memang tetapi seperti itulah kenyataannya.

Ketika banyak yang mendownload secara ilegal , gratis , kita harus berpikir bagaimana mendapatkan pemasukkan untuk band ini , cari sponsor mungkin atau menjual merch. 

Intinya pintar-pintarnya kita untuk mengatur strategi supaya kehidupan band bisa terus berjalan.

Undian iPod SOPHIA SOVIA STOLKA - Rumah Luka EP
Next, “Rumah Luka” di rekam di SA Studio ya, bagaimana proses kalian merekamnya dan apa yang membedakan SA Studio dengan studio-studio rekaman yang lain?
SA studio adalah studio milik gitaris kami , jadi yang membedakan adalah , tentunya dari harga kami dapat diskon :)  

Disamping itu karena studio milik gitaris kami , kami merasa seperti take rekaman di rumah sendiri, suasananya lebih seperti di rumah sendiri.

Yang membedakan dengan studio lain apa ya, secara garis besar sama tidak ada perbedaan dari software dan hardware yang digunakan , suasananya mungkin yang berbeda , studio ini ada di lantai 2 , di belakang kampus UII ekonomi , jadi jika kita rekaman di siang hari kita bisa melihat mahasiswi mahasiswi cantik yang sedang kuliah :p (sambil menyelam minum air yah ahaha, Ed.)


Pengalaman baru apa yang kalian dapatkan selama pembuatan mini album ini?
Kami menegerjakan semuanya sendiri , mulai rekaman , membuat boxset , membuat kaosnya , print CD nya.
Pengalaman barunya adalah kami jadi lebih kenal dengan orang orang baru yang ada di bidang print mengeprint :)
 
Disamping itu ketika promo dan launching kemarin terasa lebih terjalin kebersamaan dengan band band lokal , MD Radio , media media musik online dll.

Kami mendapatkan banyak teman baru.


Gear apa saja yang kalian gunakan mungkin agar dapat menemukan ciri khas sound tipikal indiepop yang kalian usung?
Dodhi menggunakan Bass Fender Squier Precision Bass 

Hendra menggunakan Yamaha Gitar Akustik Elektrik.

Wiwin menggunakan Samick Guitar.

Sound yang kami usung garis besarnya adalah hentakan drum yang konstan , gitar akustik yang mengalun bersama permainan Bass yang simple , Sound gitar yang ada delaynya dan vokal bereverb. 


Di “Rumah Luka” ini sendiri , kalian memakai additional drum player. Bytheway, bisa disharekan line-up terkini? Apa kalian menemui kesulitan untuk mengisi line up drum yang steady sehingga belum menemukan drummer permanen?
Line Up SSS :
Hendra Dananjaya (vokal)
Dodhi Wijayanto (Bass)
Herwin Meidison (Guitar)
Additional Drum = Agung Bakhtiar


Setahuku, banyak musisi independent Jogja punya band lebih dari 1, bagaimana dengan anggota SOPHIA?
Kami hanya bermain di satu band ini , yaitu Sophia Sovia Stolka , tidak ada sideproject atau tergabung dalam band lain. 


Update terbaru apa yang bisa kita dapatkan dari SOPHIA? Album baru yang segera meluncur? Tour promo debut mini album?
Album baru sedang dalam tahap pembentukan konsep , dan pengumpulan materi , bocoran untuk album berikutnya akan lebih upbeat dan akan memasukkan unsur musik lain mungkin bisa dinikmati sebelum pertengahan tahun ini.

Tour promo kami sedang merencanakan rangkaian tour ke jawa bagian timur , bali dan pulau sebelahnya, doakan sukses ya.


Last words buat pembaca FL Zine? Terimakasih untuk waktunya, congrat buat debut mini album “Rumah Luka”-nya!
Buat pembaca FL Zine , tetap be yourself , katakan apa yang ingin kalian ungkapkan , terus berbuat baik , menjadi manusia yang berguna apapun profesinya. Merdeka!!!
Makasih FL Zine :*
 Content:

1.Rumah Luka
Lagu tentang suatu tempat, tempat dimana kita sering berkumpul (nongkrong,kongkow) bersama teman-teman.
Di tempat itu kita saling bercerita, curhat tentang percintaan, bercerita tentang masa depan, tentang pendidikan, besok kita akan jadi apa, besok kita akan seperti apa.
Intinya dengan kebersamaan dan optimisme kita harus yakin di dalam penderitaan dibalik ketidakberdayaan kita tetap harus optimis bahwa masadepahn kita pasti cerah

2. Africa - Africa
Lagu ini diilhami dari TOTO - Africa, (maklum kita orang lawas jadi kadang dengerinnya band-band lawas juga hehe) kayaknya seru tuh kalau bikin lagu dengan tema yang sama.
Maka jadilah lagu itu. Lagu ini menceritakan tentang cara kami melihat kehidupan di afrika. Di belahan Afrika yang belum berkembang, seperti kita tahu, banyak juga negara di Afrika yang sudah maju dari kita.
Bagian Afrika Tengah, di masa-masa kelaparan, konflik-konflik internal, sumber daya alam yang di eksploitasi oleh pihak asing. Penyakit-penyakit yang belum ada obatnya.
Keadaan di Afrika seharusnya membuka mata kita disini bahwa sebenarnya kita disini lebih beruntung. Kita disini harusnya bisa lebih menghargai hidup. Dan lewat lagu ini Kami berdoa supaya keadaan serupa jangan sampai terjadi pada negara ini dan memberikan sedikit harapan pada mereka supaya bisa bertahan dari keadaan yang tidak mengenakkan.

3. Sisi Gelap Negeri Ini
Lagu ini bercerita tentang keadaan sosial di negara kita tercinta sekarang ini.
Lagu tentang kritik terhadap pemerintah, bahwa kenyataan yang terjadi adalah yang kaya bertambah kaya dan si miskin semakin miskin.
Pembangunan hanya untuk para pemilik modal. Kita yang berasal dari kelas sosial yang biasa saja, hanya bisa melihat, "wah ada mal baru disana", "wah ada hotel baru keren banget", dan sebagainya. Tapi dibalik itu apakah kita pernah mengerti, dibalik itu mungkin banyak yang menderita karena nilai pembebasan lahan yang sedikit.
Kami ingin menyerukan pendapat bahwa di balik pembangunan yang "bling bling" di negara kita ini, ada sisi gelap yang menjadi tumbal dari rakusnya para pemilik modal. Dan seperti biasa pemerintah tidak akan pernah mengerti.

Contact:
SOPHIA SOVIA STOLKA
+628112545224
facebook / twitter
Order Boxset "Rumah Luka" disini.

Friday, February 1, 2013

PRESS RELEASE: THROUGHOUT - Step Ahead Into The Real World EP (2012)




Bahwa tidak ada satupun orang yg berhak men-direct prinsip hidup kami. Kami sedang berbicara tentang sebuah perjuangan hidup bagaimana kami sedang melawan kerasnya kehidupan dan orang-orang yang sedang merendahkan kami. Simbol wanita yang sedang membawa knuckle itu adalah sebuah symbol perlawanan terhadap mereka yg selalu bersikap judgement dalam menjalani kehidupan di dunia. Wanita itu feminim, namun di satu titik mereka dapat menjadi lebih kejam dari para pria ketika grafik emosinya mencapai titik tertentu. (Sidharta Tata - 2012)

PRESS RELEASE
“STEP AHEAD INTO THE REAL WORLD”
#1 EP ALBUM THROUGHOUT

Bermula dari persamaan visi dan kesenangan musik diantara sebagian anak muda di tahun 2004, dengan influence seperti Shutdown, Sick of it all, Ensign sampai Minor Threat yang kemudian terbentuklah THROUGHOUT. Pertengahan 2004 adalah titik tolak dimana Tata dan Yusron membentuk Throughout dengan balutan nuansa hardcore punk yang kental di dalamnya. Oldschool adalah akar yang tumbuh kuat di tubuh Throughout pada masa itu. 2 sahabat tadi menemukan Kur-Kur (1st vocal) dan Dwi (1st) drum, namun dalam perjalanannya Throughout mengalami pergantian personil terutama pada vocal, yang tadinya Kur-Kur diganti Husen lalu sempat digantikan Menus (To Die) yang membantu kekosongan pada vocal, pada bass juga dibantu oleh Ganang (Oversight). Pada saat itulah Throughout mulai merubah pola oldschool ke dalam sound yang lebih modern, yang menuntut pemakaian 2 gitar. Formula terbaik adalah pada saat Throughout mengangkat Inong (1st female fronted) pada posisi vocal.

Seiring dengan waktu permasalahan pekerjaan akhirnya membuat Inong, Yusron, dan Dwi mengundurkan diri di waktu yang berbeda-beda. Tata masih mencoba mempertahankan  Throughout dengan menggandeng Astrid/Kicrit pada posisi vocal, kemudian Pama pada drum , Ferry pada gitar, dan Adi pada bass. Throughout akhirnya tetap bertahan dan membuat packaging yang lain dengan adanya Kicrit sebagai vokalis. Tahun 2010, Throughout sempat mengeluarkan demo lagu yang disebar secara digital melewati Facebook, Myspace, dan lainnya. Demo 2010 berisi 2 lagu yaitu Ironi dan Judge Me ‘cause I’m Not dalam versi un-mixing. Tak disangka respon dalam mengunduh lagu tersebut sangatlah besar sehingga terciptalah harapan akan kemajuan Throughout.

Secara tak sengaja Kicrit berhubungan dengan vokalis Paramore, Hayley Williams dalam situs jejaring di Twitter. Kicrit mengirimkan merch Throughout berupa kaos kepada Hayley di Tennese, US. Hal tersebut ternyata membuat vokalis Paramore tersebut mengepost berita tentang datangnya kaos Throughout kepada khalayak dunia maya di seluruh dunia. Terjadilah pro dan kontra akan kejadian tersebut yang bermula dari keisengan itu di dalam skena local maupun nasional. Dokumentasi mengenai hal ini bisa dilihat di dalam blog Hayley http://yelyahwilliams.tumblr.com/post/1019634446/apparently-some-people-in-this-band-are-paramore . Gigs besar maupun kecil di dalam maupun di luar kota juga telah Throughout jajal setelah mulai menguatnya intern dari Throughout. Bersemangatnya keadaan skena khususnya hardcore dan punk local maupun nasional juga mempengaruhi perjalanan Throughout untuk akhirnya merilis mini album pertamanya Step Ahead Into The Real World di akhir Juni 2012. 



“Step Ahead Into The Real World”
Album ini dinamakan Step Ahead Into The Real World yang juga mengambil salah satu judul lagu yang sama, adalah sebuah dokumentasi dan bentuk pemikiran serta cerita dari kejadian yang khususnya dialami oleh setiap personil dari Throughout sendiri. Tentang bagaimana memulai dunia yang baru, tentang sindiran dan pengakuan, tentang bagaimana kami melihat diri kami sebagai manusia biasa yang bertahan di dalam perputaran kehidupan. Bagi Throughout, album ini adalah hadiah untuk kawan-kawan kami yang selalu mendukung dalam langkah kami, dan sebuah bentuk perkenalan bagi yang baru bersua dengan kami.

Samstrong Records (Yogyakarta) adalah label yang pertama yang merilis mini album ini. Semenjak dirilis dalam bentuk digipack cd eksklusif ‘collectible’ hingga ditulisnya Press Release ini respon yang sangat tinggi dari teman-teman serta penikmat musik Throughout, akhirnya membuat pihak label record membuat versi cassette-tape yang akan dirilis juga dalam beberapa waktu terdekat. Forthcoming Record (Depok) adalah pihak co-rilis yang bekerja sama dengan Samstrong Records dalam pembuatan cassette-tape yang memang dirilis dalam format limited.

Content:
  1. The Marching
Frasa tanpa kata sebagai pembukaan, awal yang baik untuk menyemangati hari bahwa dunia baru telah datang, nyamanmu telah usai, tidak bisa dielakkan. Masuklah…
  1. Ironi
Lagu ini adalah sindiran dan pengakuan atas fenomena yang melanda di antara skena hardcore khususnya. Banyak baju yang tertulis kata ‘respect’ banyak kata yang dituliskan hanya untuk sebuah bentuk pengakuan status sosial, dan karya yang tidak dihargai. Semua hanyalah menjadi sebuah kata-kata. Tanpa akhir.
  1. Immortality
Track yang cepat dengan balutan kata ini terinspirasi dari perputaran waktu dan trend yang akhirnya dapat kita simpulkan bahwa keabadian sesungguhnya itu tidak ada, bahwa perputaran waktu tersebut yang bisa disebut dengan keabadian.
  1. Demise Desire
Lagu ini dibuat oleh perempuan yang melihat masa depannya sangatlah suram. Tidak ada niat lain selain niat yang kamu bisa katakan buruk terhadap perempuan ini. Namun perempuan ini bagaimanapun buruknya ia telah berani memilih dan menentukan bagaimana langkah suram kedepannya.
  1. Judge me ‘cause I’m not..
Track ini adalah track paling malas. Malas membahas tentang bagaimana seharusnya menjadi seorang hardcore kids yang benar. Malas harus mendengarkan wejangan-wejangan versi senior-senior, versi internet, dan bla..bla..bla.. Malas bergerak dan hanya gitar bolong yang pantas digenjreng untuk menyanyikan lagu the Cardigan berjudul Love Fool.

  1. Step Ahead Into The Real World
Lagu ini jika diibaratkan sebuah film adalah sebuah judul film dimana kita berperan sebagai pemeran utama di dalamnya. Dunia baru telah datang, mulai meninggalkan zona nyaman, menghadapi tekanan hidup. Membentuk pribadi yang tangguh ketika menjalani hidup, melewati masalah demi masalah. Begitulah hidup itu dimulai. Menjalani dan melakoni di hidup yang keras ini, karena ending dari film ini adalah bagaimana sang pemeran sendiri. Apakah ia akan jatuh di tengah jalan atau tetap tangguh melawan dunia.

Silahkan menyimak dan mereview lebih dalam.
Salam hangat,
Throughout.



Throughout are:
Tata – Lead Guitar
Astrid/ Kicrit – Vocal
Ferry – Guitar
Adi – Bass
Pama – Drum

For info and contact:
Astrid/ Kicrit: +628562882630
Tata:  +628326340790
Twitter: @THROUGHOUTHC