Tuesday, March 19, 2013

Gigs Preview: A Year Working Class Paranoid Shop



PREVIEW
 
Type: Gigs 
City:Klaten, Central-Java, IDN
Date: March 24th, 2013

Venue: Studio Show ANDY
Start From: 09 AM - 06 PM
HTM: Free

Info: 6288216038362 / @paranoid_shop
Bands:
- GERBANG SINGA (Solo)                    - FIGHT ANOTHER DAY
- TRUST DOWN (Solo)                          - FOR THE HEROES
- FIRST STRIDE (Solo)                           - FIGHT FOR DIGNITY
- THE FRANKENSTONE (Jogja)           - TOUCH DOWN
- BERANTAK! (Jogja)                             - EXCEPTION HATE
- ARPAPPEL (Jogja)                                - ROTTEN HOLE
- KEKUATAN SUPER (Sukoharjo)         - STAND FOLD

- BREATHING ON FLAMES                  - EFEK KIMCIL
- RAGAMUFFIN                                     - RISE BACK

  Articles Preview:


Jujur, sedikit menumbuhkan rasa jumawa dan narsis dalam diri Saya ketika menulis preview untuk gigs yang sengaja diorganisir keluarga kecil Paranoid Shop dan teman-teman scene Guyub Ludruk Crew ini.

Mungkin boleh dimulai dengan sedikit introduksi dari sebuah toko kecil yang menyediakan berbagai macam katalog rilisan fisik seperti piringan hitam, kaset pita dan cakram padat/Cd band-band lokal dan manca lintas genre dan merchandise yang berbasis di kota Klaten. Juga mungkin telah berseliweran namanya di jejaring facebook dan twitter selama satu tahun ini?

Dimulai dari gagasan Saya bersama seorang teman dekat bernama Ekik Assyidiqi yang sering mengumpulkan rilisan fisik untuk sekedar dikoleksi dan kecintaan serta kepedulian terhadap musik, tumbuhlah ide untuk membangun sebuah records distribution sendiri. Mungkin akan tidak terlalu sukar untuk memulainya karena dengan lingkungan yang membimbing pengetahuan kami, karena tidak lepas dari 2 do-it-yourself label yang khusus menangani band-band genre Hardcore/Punk dan sejenisnya, Hit & Burn Records (Solo) dan Samstrong Records (Pekalongan-Yogyakarta) yang banyak membantu kami mengenal apa dan bagaimana membangun sebuah records distribution dengan berbagai keuntungan dan konsekuensinya nanti.

Nama Hanief Yuwanda Bucex yang berperanan penting dalam langkah awal pergerakan Paranoid dalam merancang berbagai bentuk media promosi dan sebagainya. Apresiasi tinggi untuk ucapan terimakasih mugkin tidak cukup sebagai reward yang diberikan keluarga kecil Paranoid saat ini.

Seiring berjalannya waktu, Adibayu Nur Cahyo join dengan membawa semangat yang lebih besar, dan display di ruang kecil kediaman Ekik dibilangan Jl. Dr Wahidin Sudiro Husodo Klaten serta booth yang terpampang di Coffee Radio (Jl Nuri Bareng Lor Klaten) adalah sebuah karya bukti kecintaan dan kepedulian kami bertiga kepada rilisian fisik sebagai hasil pendokumentasian para pelaku musik.

Katalog rilis Arm Stretch Recs, Demajors Recs (Jakarta), Organic Recs milik Widi Puradiredja dari Maliq & D’essentials (Jakarta), Hellavila Recs (Jogja), Hit & Burn Recs, Winsome Recs, Samstrong Recs, Ankris/Good For Merch, DAS Merch, Gavoc Merch (Pekalongan), dan masih banyak lagi records label dan merchandise production yang bisa didapatkan di space Paranoid Shop.

Satu tahun berjalan, dengan prosentase penjualan rilisan fisik (dari dulu terkenal susahnya menjual Cd dan sejenisnya) yang sangat baik untuk ukuran distributor yang berbasis di kota kecil seperti Klaten. Walaupun masih kacau untuk masalah manage keluar-masuk katalog, maklum, ibarat balita Paranoid Shop sedang belajar berjalan untuk kedepannya menjadi lancar. Pembenahan yang dilihat dari berbagai aspek sangat perlu dilakukan dan semoga kedepan nanti dapat melangkah lebih jauh lagi pergerakannya ini sebagai records distribution.

Mengapa memilih 24 Maret yang kebetulan jatuh dihari minggu? Perencanaan dengan persiapan jauh-jauh hari setelah ide membuat pesta senang-senang ini muncul adalah alasan pertama selain hari tersebut adalah hari libur. Selain itu, 24 Maret bertepatan dengan hari bertambahnya umur salah satu keluarga Paranoid, yaitu Ekik, yang tak ingin umurnya disebutkan disini. Mungkin dengan tidak ingin terlalu hiperbola, gigs yang diadakan di Studio Show ANDY daerah Wedi, Klaten yang sekarang dapat dikatakan sebagai tempat alternatif untuk membuat show kecil-kecilan yang dibungkus untuk senang-senang ini, adalah sebagai sebuah perayaan untuk penanda bahwa ada sebuah spot dimana kamu bisa mencari dan mendapatkan berbagai rilisan band mulai dari album sampai pakaiannya di kota Klaten.

Ada tambahan mungkin, jika Anda sekalian ingat satu bulan lagi di 22 April, adalah perayaan Records Store Day, A Year Working Class Paranoid dapat dikatan sebagai sebuah persiapan pihak Paranoid sendiri untuk membuat suatu kegiatan yang berhubungan dengan rilisan fisik tentunya, mungkin akan ada perayaan Records Store Day yang diadakan pertama kali di Klaten dengan tema Pasar Bebas dimana Anda nanti akan dapat menemui booth Paranoid di jalanan (kota Klaten tentunya) dengan fasilitas diskon untuk setiap pembelian? Kami tidak berjanji untuk dapat merealisasikan semuanya dengan baik, tapi tentu kami akan berusaha sebaik mungkin agar hal ini dapat terealisasi.

Dalam perayaan yang dibalut senang-senang di peringatan bertambahnya umur Ekik dan Paranoid ini, kami mengajak teman-teman kota terdekat sekitar Klaten, ada 2 band dari kolektif Solo Rumble Crew, GERBANG SINGA (Modern Hardcore-Solo) yang baru saja merilis split album dengan  band Hungaria, Posotif Mind. disusul TRUST DOWN (Newschool/Beatdown/Hardcore)  yang tengah memproduksi debut mini-albumnya. Dan satu band dari kota yang sama, Solo namun berbeda kolektif (Murni Comedy Hardcore/Solo) FIRST STRIDE (Beatdown Hardcore) akan turut meramaikan.

Dari selatan kota Klaten, yaitu Yogyakarta ada THE FRANKENSTONE (Punk Rock) dimana tahun lalu ketika mereka selesai tur Singapur-Malaysia sempat mampir juga ke Klaten dan akhirnya mereka kembali lagi maen kesini. BERANTAK! bermain Hardcore/Punk tipikal Circle Jerk, dan ARPAPPEL yang bermain Grunge seperti influence/berhala dunianya Nirvana.

Ada juga dari Sukoharjo, KEKUATAN SUPER (Thrash/Punk) yang split albumnya bersama To Die (Jogja), Kw-13 (Bandung) dan Non X Antagonis (Depok) sedang dalam produksi dirilis 4 label, Winsome Recs (Solo), For Tomorrow Recs (Salatiga-Semarang), Samstrong Recs (Pekalongan-Jogja) dan Paranoid Recs (Klaten).

Ditambah semua band dari kolektif dimana Paranoid yang tumbuh-berkembang disana, Guyub Ludruk Crew (Klaten). Ada BREATHING ON FLAMES (Metalcore) dan FOR THE HEROES (Metalcore) yang di pertengahan tahun ini bakal menggelar tur keliling Pulau Jawa bersama band dari Singapur, Fall of Mira.

FIGHT ANOTHER DAY (Newschool/Beatdown/Hardcore) yang bersiap merekam materi mini-albumnya, FIGHT FOR DIGNITY (Beatdown Hardcore) yang sedang menambah jam terbang manggung, TOUCH DOWN (New York Style/Beatdown Hardcore) yang telah mulai mendokumentasikan lagu-lagunya, EXCEPTION HATE (Hardcore/Metal) yang baru saja melepas single juga akan meramaikan gigs ini. Ada juga ROTTEN HOLE band Hardcore/Metal lawas-nya Klaten yang kembali dengan semangat baru, masih dengan semangat alkohol yang sama mungkin hehe.

Lanjut, ada STAND FOLD (Modern Hardcore) yang baru saja mendapatkan tukang gebuk dram anyarnya, EFEK KIMCIL (Holigan/Celtic Punk) yang lama tak kelihatan taringnya, RAGAMUFFIN grup Hip-hop/Rap baru yang menyebarkan virusnya dengan sangat cepat kepada publik Klaten dengan lagu-lagunya, serta RISE BACK (Youth Crew/Hardcore/Punk) yang baru saja merombak personil dan mengklaim dirinya sebagai band Straight Edge pertama di Klaten.

Dengan pamflet yang dibuat sedemikian sederhana adalah bukti bahwa ini adalah sebuah show yang dihelat semata-mata untuk senang-senang. Dijadwalkan akan dimulai sejak pukul 9 pagi agar tidak berakhir terlalu malam, tanpa dipungut biaya tiket masuk diharapkan semua yang hadir nantinya dapat mengkondisikan dengan baik fasilitas yang disediakan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Lets join to this do-it-with-your-friends party show! Bring more money for buy merchandise/Cd-cassatte-vynil, there super disc up to 20% from Paranoid! See yaa ‘da pits! (Anang Sigit)

Press Release: The SIGIT - Detourn


Oleh: Hendriyadi ( @pelukislangit )

The SIGIT kembali dengan album baru, judulnya Detourn. Tidak perlu repot-repot mencari arti kata itu. Nikmati saja musiknya. Karena ini adalah obat pencahar rindu yang sudah terlalu lama membeku.

Termin si anak hilang yang kembali ke rumah mungkin merupakan analogi yang paling cocok untuk menggambarkan pulangnya empat laki-laki anggota The SIGIT ini ke arena. Ini album baru, sesuatu yang telah terlalu lama dinantikan.

Empat orang sosok berkarakter kuat di band ini: Rektivianto Yoewono, Farri Icksan Wibisana, Acil Armando dan Aditya Bagja Mulyana, telah terlalu lama mengembara sesuka hati. Mereka melukis banyak sekali potongan gambar sekaligus mencoba berbagai macam variasi hidup selama beberapa tahun terakhir ini; meruntuhkan pola-pola lama menjadi band rock di atas panggung dengan berdandan sesuka hati, meletakkan posisi main seenak jidat dan bahkan tetap membuat orang terkesima dengan lagu-lagu lama mereka yang sudah terlalu lama dimainkan secara berulang.

Katalog cerita mereka bertambah seiringnya proses alami menjadi tua dari segi usia. Daftar panjang kota-kota yang disinggahi semakin mengular, beberapa bahkan layak mendapat sematan reguler lantaran sudah terlalu sering disambangi. Berbagai macam ekspresi emosi pernah terekam.

Setelah lelah berjalan melukis kanvas cerita mereka, mereka seolah disadarkan bahwa akan kewajiban yang begitu kasat mata untuk mnyelesaikan proyek berikutnya. Jika itu perlu waktu nyaris tujuh tahun, biarlah. Toh, apa yang ada di depan mata sekarang ini sudah nyata; bukan lagi janji-janji omong kosong tentang ide-ide yang bisa dimuntahkan tapi tidak pernah bisa ditagih perwujudannya lewat komitmen waktu.

Lebih besar lagi, ada banyak tanggung jawab yang harus dipenuhi. Seluruh penjurunya sudah berteriak untuk dijamah dan diperhatikan.

Detourn adalah sebuah bekal kuat yang dikandung sekian lama dan sekarang telah disalinkan dengan selamat ke muka bumi. Tentunya, ia dibuat dengan segudang usaha keras, tambahan asupan amunisi yang diperoleh dari titik-titik kecil yang ditemui di perjalanan dan substansi yang dikontribusikan alam raya dalam bentuk  garis tangan yang berliku; ada macam-macam cerita yang mengiringi proses pembuatan album ini.

Ia berhasil menjelma menjadi paket komplit yang diperlukan oleh sebuah album rock untuk bisa dikategorikan bagus. Ia juga masuk dengan baik ke logika berpikir standar tentang bagaimana sebuah kumpulan musik bagus yang layak dikenang dan disebarluaskan.

Prosesnya, seperti kita rasakan bersama ketika menunggu sekian lama, tidak pernah sederhana. Itu kenapa rentang waktu yang diperlukan untuk kembali dengan hasil jadi ini begitu lama. Visible Idea of Perfection, debut fenomenal The SIGIT, menjadi momok aktif yang harus ditaklukan di ranah ego masing-masing orang.

Dan The SIGIT, adalah sebuah konstruksi kokoh tentang konsepsi dan penerjemahan audio visual yang diramu dengan takaran ideal. Mereka sangat tahu apa yang mereka lakukan.

“Kami mencoba menelaah sendiri pola baru dalam band dan mencoba menuangkannya dalam bentuk lagu baru. Dalam proses itu pun kami sering dihadapkan dengan ketidakpuasan. Singkatnya, kami ingin membuat lagu yang berbeda dengan era Visible Idea of Perfection, tapi secatchy album itu. Ternyata sangat sulit,” ujar Rektivianto, bercerita sedikit tentang tantangan yang membuat mereka perlu waktu lama untuk menyelesaikan album kedua.

Proses itu membuat mereka berhasil menyajikan sebuah menu santapan utama yang tidak seragam, seperti biasanya. Ada rock penuh nada kemarahan, balada pinggir gang atau komposisi cinta absurd. Metode ini, sekedar catatan, selalu ada di setiap karya mereka. Ada elemen keseimbangan ala yin dan yang yang disebar dalam sebelas lagu di album berdurasi kurang lebih empat puluh lima menit ini.

“Kami tidak tahu bagaimana mengungkapkannya tapi album ini beda. Mungkin tidak akan kentara, namun di suatu titik di sebuah lagu, anda akan merasakan perbedaan itu. Yang pasti, kami tidak akan pernah merilis materi-materi ini kalau kami sendiri tidak merasa album ini sebagus Visible Idea of Perfection,” janji Rektivianto tentang Detourn.

Single pertama album ini, sebuah lagu anthem yang bisa diteriakan bersama-sama, Let the Right One In menjadi pembukti perdana bagaimana kolektif kata di atas terwujud dalam gugusan nada. Lagu ini seolah jadi lagu yang cocok untuk jadi salah satu track di Visible Idea of Perfection, tapi kalau didengar berulang sebenarnya tidak cocok. Komposisinya berjalan jauh lebih dalam ke ruangan matang yang hanya mungkin bisa dibangun lewat serangkaian proses panjang yang memakan waktu nyaris tujuh tahun tadi. Seperti itulah Detourn mengalun.

Jadi, ketika kembali lagi ke tengah-tengah industri musik dengan sebuah karya baru, seluruh isi arena harus menyambutnya dengan tangan terbuka. Usapan-usapan hangat niscaya memberi energi untuk meneruskan hegemoni mereka di sirkuitnya.

Mereka, yang kita kenal dengan nama The SIGIT, masih laki-laki yang sama. Yang membuatnya sedikit beda, perlakuan alam raya membentuk mereka menjadi sekumpulan sosok yang lebih menyenangkan. Dewasa itu pilihan, tapi pulang ke arena tempat mereka seharusnya berada sudahlah cukup membuktikan bahwa memang mereka seharusnya memainkan musik sekencang dan sesering mungkin.

The SIGIT – Detourn
Label: FF/WD Records
Tahun rilis: 2013

Track list:
01. Detourne
02. Let the Right One In
03. Son of Sam
04. Gate of 15th
05. Tired Eyes
06. Owl & Wolf
07. Black Summer
08. Red Summer
09. Ring of Fire
10. Cognition
11. Conundrum

Untuk video teasernya, bisa langsung lihat link ini: