Foto Dok. SOPHIA SOVIA STOLKA
SOPHIA
SOVIA STOLKA (SSS), selamat atas rilisnya debut mini album kalian ya :) Kenapa
memilih “Rumah Luka” (yang juga adalah track pertama dalam mini-album ini)
sebagai judul EP-nya ?
Halo FL Zine , sebelumnya terima kasih
ya atas interviewnya.
Kenapa memilih nama “Rumah Luka” karena
kebetulan ‘Rumah Luka’ adalah single pertama di EP ini, dan boxset kami yang
terbuat dari kayu , cocok untuk menggambarkan judul “Rumah Luka” tersebut.
Setelah
menyimak nyanyian dari setiap bait lirik yang terlantunkan dan tidak
tertuliskan di booklet album, disini Kita sangat merasakan nuansa sosial-politiknya.
Apa yang memotivasi kalian untuk menuliskan lirik bertemakan politik untuk
musik SOPHIA?
Ini adalah salah satu bentuk kerisauan
kami terhadap kondisi sosial politik di negara kita, suatu bentuk aspirasi , sarana
mengeluarkan pendapat , kami melihat keadaan di negara kita sungguh sangat
ironis dimana 10 tahun lebih setelah reformasi keadaan (politik dan sosial)
masih sama dengan keadaan jaman pak Harto dulu , bahkan di beberapa hal ,
keadaannya lebih buruk.
Pembangunan memang terus berlangsung dan
sangat cepat tetapi di balik pembangunan itu yang menguasai ya orang orang yang
ada di lingkaran kekuasaan tadi.
Disamping itu kami melihat masih sedikit
band di Jogja khususnya yang menulis lagu dengan tema tersebut, ini semacam
strategi juga sebenarnya.
Mungkin
satu hal yang SOPHIA ingin angkat sebagai nyawa, tema lirikal politik.
Bagaimana kalian memandang filosofi politik sama pentingnya jadi bagian dari
musik SOPHIA?
Sebenarnya dalam berkarya kami tidak ada
batasan , harus menulis lirik tentang politik atau sosial , atau cinta ,
biarkan orang menilai, inilah musik kami , inilah lirik kami.
Untuk EP pertama ini memang yang kami
angkat lebih unsur ke politik dan sosial yang dituang dalam lirik-lirik kami.
Kami benci politik , politik itu
menyebalkan, dalam politik kawan jadi lawan , saling fitnah , jilat menjilat ,
sisi dari menyebalkannya politik inilah yang akan kami usung ke depan nantinya.
Kami tidak bisa melawan keadaan ini
dengan angkat senjata berperang frontal , kami tiak bisa ikut demo (kami sudah cukup tua untuk itu, dan kami
punya anak istri , kecuali Dodhi yang belum berkeluarga) yang bisa kami
lakukan hanyalah membuat karya dan suara kami bisa didengar oleh orang lain dan
suara kami bisa menginspirasi orang lain , syukur syukur bisa mengubah yang
jahat jadi baik.
Disamping
itu, Kita tau EFEK RUMAH KACA lebih dulu megangkat tema sosial, budaya dan
politik yang sama dalam penulisan musik dan liriknya. Satu pertanyaan yang
sedikit membosankan, sebagai musisi tentunya kalian memiliki artis/band-band
yang di puja, lalu artis/band-band apa saja yang telah mempengaruhi kalian
untuk bermusik di SOPHIA?
Untuk pengaruh dalam bermusik setiap
personil mempunyai band favorit sendiri sendiri , kami semua mendengarkan semua
jenis musik .
Ketika ada lagu bagus , cukup saya suka
ya suka saja, tidak melihat ini aliran apa , apkah ini band terlalu mainstream atau ini band cutting
edge , tidak ada batasan.
Di awal kami bermain musik , kami suka
membawakan lagu lagu orang , paling banyak yang kami cover adalah lagunya
Radiohead , Coldplay , The Smashing Pumpkins , U2 , The Cure.
Untuk band lokal kami mendengarkan
semuanya , dari Sheila On7 sampai The Trees and The Wild , dari Noah sampai
Seringai , kami juga mengikuti perkembangan musik mereka.
Namun untuk band favorit kami semua
mutlak adalah Radiohead.
Dan benar untuk dalam negeri , kami
sekarang sungguh sangat terinspirasi dari Efek Rumah Kaca.
Dan
dalam terminologimu sendiri, seperti apa kalian mendefinisikan musik yang
kalian usung ini ?
Musik yang kami usung adalah POP.
Mungkin lebih ke Pop Balad. Dengan
sentuhan musik britpop , dan lirik yang cenderung bertema sosial politik.
SOPHIA
sendiri terbentuk sejak kapan ? Saya baru mendengar gaungnya pertengahan tahun
2012 kemaren. Bisa berikan kita deskripsi pendek tentang perjalanan panjang
karir SOPHIA ?
SSS terbentuk sejak 18 Januari 2012.
Sebelumnya kami lebih dikenal dengan
nama SOPHIE. Jika anda adalah anak muda Jogja yang suka musik , tumbuh besar di
awal tahun 2002 – 2006 pasti sering mendengar nama band SOPHIE.
Hits single dari Sophie yang sampai
sekarang masih menjadi hits dan masih diputar di radio radio antara lain
“pejuang asmara” , “bawakan aku bunga” , “amorisa bagian 2”
Setelah sempat merilis 2 mini album , 1
full album dan beberapa single , dan setelah beberapa kali ganti personil.
Akhirnya Sophie resmi dibubarkan pada Desember 2011.
Dua personil tersisa , yaitu Hendra
(vokal) dan Dodhi (Bass) pada januari 2012 memutuskan membentuk sebuah band
baru dengan nama Sophia Sovia Stolka.
Kami mengajak Wiwin (guitar) yang sebelumnya sering
menjadi additional gitar di Sophie.
Begitulah cikal bakal Sophia Sovia
Stolka terbentuk.
SOPHIA SOVIA STOLKA |
Awal
mendengar nama SOPHIA SOVIA STOLKA dibenak Saya langsung terbesit pikiran, oh
ini adalah band dengan formasi yang semua personilnya adalah perempuan, atau
nggak band dengan formasi female fronted didalamnya. Tapi begitu melihat di laman
facebook kalian,ternyata formasi SOPHIA seluruhnya adalah pria. Bisa
diceritakan tentang nama SOPHIA SOVIA STOLKA? Apa ini dari bahasa latin yang
artinya nameless (tanpa nama)? Dan apa alasan kalian mengambil nama tersebut
sebagai nama band?
Tidak ada arti khusus dalam nama Sophia
Sovia Stolka , kami hanya ingin masih ada unsur nama Sophie di nama band kami
ini. Cukup panggil saja dengan panggilan SSS.
“Rumah
Luka” debut mini album yang dirilis dan dipasarkan dengan penjualan collectible
item berupa boxset. Pada dasarnya jika kamu memilih menjadi independen, maka kamu
memilih untuk berkreasi out of the box. Dan apa motivasi kalian merilis EP ini
dengan penjualan fisik yang berupa boxset?
Latar belakangnya adalah saat ini
sungguh mustahil menjual produk fisik , dalam bentuk CD. Sekarang orang lebih
suka download dari internet, atau mengcopy paste lagu milik teman.
Itulah yang mendasari kami , bahwa tidak
mungkin menjual CD saja, oleh karena itu kami merilis album “Rumah Luka” dalam
bentuk Box set yang di dalamnya berisi Kaos, Stikcer, Gantungan Kunci, dan
disamping itu bagi siapa yang membeli CD Rumah Luka kami ikutkan dalam kuis
berhadiah iPod.
Jadi orang mengeluarkan uang 100.000
untuk membeli karya kami dan mendapatkan merchandise di dalamnya sudah
merupakan harga yang pantas.
Boxset SOPHIA SOVIA STOLKA - Rumah Luka EP |
Bagaimana
pendistribusiannya sejauh ini?
Distribusi terbesar kami adalah kami
jual sendiri secara online, kami melakukan promo di twitter , disamping itu
kami juga menitipkan Boxset “Rumah Luka” di toko toko khusus yang menjual
CD/merch band band cutting edge.
Well,
bagaimana kreasi kalian untuk menjalin
jejaring pedengar secara lebih luas (mungkin hingga ke penjuru dunia) jika
rilisan fisik kalian hanya dicetak secara terbatas?
Untuk EP Rumah Luka ini adalah sebagai
batu loncatan kami ke depan , target kami sejauh ini untuk rilisan EP Rumah Luka
hanya supaya orang tahu kami. Itu dulu.
Hal itu terjadi dengan diputarnya lagu
kami di stasiun Radio Lokal , kami juga mengirimkan demo lagu ke beberapa radio
di luar daerah.
Targetnya sekarang hanya untuk
memperkenalkan diri dulu.
Untuk supaya lebih dikenal di luar
negeri saat ini belum kami pikirkan, biarkan itu nanti terjadi dengan sendiri,
dan strateginya bagaiman abelum kami pikirkan.
Ada rencana mengadakan konser di
Singapura , dalam tahun ini , tapi kita lihat saja nanti apakah akan terjadi
atau tidak.
Digitalisasi,
penjualan rilisan fisik dari dulu memang terhitung sangat susah. Mungkin
terhitung lebih banyak penikmat musik yang lebih suka mendownload gratis
ketimbang membeli rilisan fisik originalnya. Bagaimana pendapat kalian tentang
itu?
Dunia berubah , semua hal berubah ,
begitu juga dengan industri musik.
Tidak perlu menyalahkan siapapun , tugas
kita adalah berpikir bagaimana cara supaya karya kami bisa laku , tugas musisi
musisi dan band band lain adalah juga sama.
Dengan keadaan seperti ini , untuk
mengandalkan hidup dari musik sungguh tidak mungkin , oleh karena itu menurut
pendapat kami pribadi , dalam bermusik itu kami anggap sebagai hobi yang
menghasilkan. Tidak usah dipikir terlalu serius tapi juga jangan dipikirkan
asal asalan. Klise memang tetapi seperti itulah kenyataannya.
Ketika banyak yang mendownload secara
ilegal , gratis , kita harus berpikir bagaimana mendapatkan pemasukkan untuk
band ini , cari sponsor mungkin atau menjual merch.
Intinya pintar-pintarnya kita untuk
mengatur strategi supaya kehidupan band bisa terus berjalan.
Undian iPod SOPHIA SOVIA STOLKA - Rumah Luka EP |
Next,
“Rumah Luka” di rekam di SA Studio ya, bagaimana proses kalian merekamnya dan
apa yang membedakan SA Studio dengan studio-studio rekaman yang lain?
SA studio adalah studio milik gitaris
kami , jadi yang membedakan adalah , tentunya dari harga kami dapat diskon :)
Disamping itu karena studio milik
gitaris kami , kami merasa seperti take rekaman di rumah sendiri, suasananya
lebih seperti di rumah sendiri.
Yang membedakan dengan studio lain apa
ya, secara garis besar sama tidak ada perbedaan dari software dan hardware yang
digunakan , suasananya mungkin yang berbeda , studio ini ada di lantai 2 , di
belakang kampus UII ekonomi , jadi jika kita rekaman di siang hari kita bisa
melihat mahasiswi mahasiswi cantik yang sedang kuliah :p (sambil
menyelam minum air yah ahaha, Ed.)
Pengalaman
baru apa yang kalian dapatkan selama pembuatan mini album ini?
Kami menegerjakan semuanya sendiri ,
mulai rekaman , membuat boxset , membuat kaosnya , print CD nya.
Pengalaman barunya adalah kami jadi
lebih kenal dengan orang orang baru yang ada di bidang print mengeprint :)
Disamping itu ketika promo dan launching
kemarin terasa lebih terjalin kebersamaan dengan band band lokal , MD Radio ,
media media musik online dll.
Kami mendapatkan banyak teman baru.
Gear
apa saja yang kalian gunakan mungkin agar dapat menemukan ciri khas sound
tipikal indiepop yang kalian usung?
Dodhi menggunakan Bass Fender Squier
Precision Bass
Hendra menggunakan Yamaha Gitar Akustik
Elektrik.
Wiwin menggunakan Samick Guitar.
Sound yang kami usung garis besarnya
adalah hentakan drum yang konstan , gitar akustik yang mengalun bersama permainan
Bass yang simple , Sound gitar yang ada delaynya dan vokal bereverb.
Di
“Rumah Luka” ini sendiri , kalian memakai additional
drum player. Bytheway, bisa disharekan line-up terkini? Apa kalian menemui kesulitan untuk mengisi line up drum yang steady sehingga belum menemukan drummer permanen?
Line Up SSS :
Hendra Dananjaya (vokal)
Dodhi Wijayanto (Bass)
Herwin Meidison (Guitar)
Additional Drum = Agung Bakhtiar
Setahuku,
banyak musisi independent Jogja punya band lebih dari 1, bagaimana dengan
anggota SOPHIA?
Kami hanya bermain di satu band ini ,
yaitu Sophia Sovia Stolka , tidak ada sideproject atau tergabung dalam band
lain.
Update
terbaru apa yang bisa kita dapatkan dari SOPHIA? Album baru yang segera
meluncur? Tour promo debut mini album?
Album baru sedang dalam tahap
pembentukan konsep , dan pengumpulan materi , bocoran untuk album berikutnya
akan lebih upbeat dan akan memasukkan unsur musik lain mungkin bisa dinikmati
sebelum pertengahan tahun ini.
Tour promo kami sedang merencanakan
rangkaian tour ke jawa bagian timur , bali dan pulau sebelahnya, doakan sukses
ya.
Last
words buat pembaca FL Zine? Terimakasih untuk waktunya, congrat buat debut mini
album “Rumah Luka”-nya!
Buat pembaca FL Zine , tetap be yourself
, katakan apa yang ingin kalian ungkapkan , terus berbuat baik , menjadi
manusia yang berguna apapun profesinya. Merdeka!!!
Makasih FL Zine :*
Content:
1.Rumah Luka
Lagu tentang suatu tempat, tempat dimana kita sering berkumpul (nongkrong,kongkow) bersama teman-teman.
Di tempat itu kita saling bercerita, curhat tentang percintaan, bercerita tentang masa depan, tentang pendidikan, besok kita akan jadi apa, besok kita akan seperti apa.
Intinya dengan kebersamaan dan optimisme kita harus yakin di dalam penderitaan dibalik ketidakberdayaan kita tetap harus optimis bahwa masadepahn kita pasti cerah
2. Africa - Africa
Lagu ini diilhami dari TOTO - Africa, (maklum kita orang lawas jadi kadang dengerinnya band-band lawas juga hehe) kayaknya seru tuh kalau bikin lagu dengan tema yang sama.
1.Rumah Luka
Lagu tentang suatu tempat, tempat dimana kita sering berkumpul (nongkrong,kongkow) bersama teman-teman.
Di tempat itu kita saling bercerita, curhat tentang percintaan, bercerita tentang masa depan, tentang pendidikan, besok kita akan jadi apa, besok kita akan seperti apa.
Intinya dengan kebersamaan dan optimisme kita harus yakin di dalam penderitaan dibalik ketidakberdayaan kita tetap harus optimis bahwa masadepahn kita pasti cerah
2. Africa - Africa
Lagu ini diilhami dari TOTO - Africa, (maklum kita orang lawas jadi kadang dengerinnya band-band lawas juga hehe) kayaknya seru tuh kalau bikin lagu dengan tema yang sama.
Bagian Afrika Tengah, di masa-masa kelaparan, konflik-konflik internal, sumber daya alam yang di eksploitasi oleh pihak asing. Penyakit-penyakit yang belum ada obatnya.
Keadaan di Afrika seharusnya membuka mata kita disini bahwa sebenarnya kita disini lebih beruntung. Kita disini harusnya bisa lebih menghargai hidup. Dan lewat lagu ini Kami berdoa supaya keadaan serupa jangan sampai terjadi pada negara ini dan memberikan sedikit harapan pada mereka supaya bisa bertahan dari keadaan yang tidak mengenakkan.
3. Sisi Gelap Negeri Ini
Lagu ini bercerita tentang keadaan sosial di negara kita tercinta sekarang ini.
Lagu tentang kritik terhadap pemerintah, bahwa kenyataan yang terjadi adalah yang kaya bertambah kaya dan si miskin semakin miskin.
Pembangunan hanya untuk para pemilik modal. Kita yang berasal dari kelas sosial yang biasa saja, hanya bisa melihat, "wah ada mal baru disana", "wah ada hotel baru keren banget", dan sebagainya. Tapi dibalik itu apakah kita pernah mengerti, dibalik itu mungkin banyak yang menderita karena nilai pembebasan lahan yang sedikit.
Kami ingin menyerukan pendapat bahwa di balik pembangunan yang "bling bling" di negara kita ini, ada sisi gelap yang menjadi tumbal dari rakusnya para pemilik modal. Dan seperti biasa pemerintah tidak akan pernah mengerti.
Contact:
SOPHIA SOVIA STOLKA
+628112545224
facebook / twitter
Order Boxset "Rumah Luka" disini.
No comments:
Post a Comment