Memperkenalkan girlband terbaru dari Bumi Parahyangan yang meminjam nostalgia dari gemuruh suara kaset C90, Munchausen Trilemma.
Munchausen Trilemma digagas oleh Diantra Irawan yang lebih dulu dikenal sebagai vokalis band indiepop / bossa-nova, Hollywood Nobody. Suatu hari ia terpikir untuk membuat band dengan personil yang kesemuanya wanita.
Pencarian personil dilakukan Dian melalui media sosial Twitter. Gaung bersambut meriah. Setelah beberapa pertemuan dengan para calon personil, Dian merasa memiliki ikatan yang kuat dengan Riska Maharlika (gitar) dan Vinda Monalisa (drum).
“Begitu ketemu mereka, gue langsung nyambung. Ternyata begitu sadar, keduanya kidal. Kebetulan banget,” kata Dian.
Lalu secara resmi terbentuklah Munchausen Trilemma. Setelah band terbentuk, lalu lagu pun lahir dari senandung Dian di suatu malam.
“Awalnya gue pengen musik Munchausen Trilemma itu seperti perkawinan antara Warpaint dan Best Coast tapi sepertinya gagal yah,” jelas Dian seraya tertawa saat ditanya arah musikal dari band terbarunya ini.
Lagu “If Loving You is Heartbreaking” yang pada awalnya ingin meniupkan nafas indie-rock terkini malah berangsur-angsur menjadi sebuah lagu yang sarat dengan aroma nostalgia era 90-an seperti yang banyak dilakukan band-band ‘alternatif’ di kala itu melalui suguhan vokal wanita di antara raungan distorsi dengan sensibilitas pop yang tinggi.
Seminggu yang lalu, “If Loving You is Heartbreaking” versi demo diperdengarkan ke publik. Berbagai respon positif berdatangan, dari teman, media hingga beberapa pihak di luar Indonesia yang kesemuanya itu menjadi sebuah prestasi tersendiri bagi sebuah band yang belum tiga bulan berdiri.
Nama Munchausen Trilemma sendiri diambil Dian dari salah satu blogpost-nya terdahulu. Sebuah istilah psikologi yang mengemukakan bahwa tidak ada satu pernyataan yang bisa dibuktikan kebenarannya.
Lagu “If Loving You is Heartbreaking” yang Anda dengar sekarang adalah sebuah salam jumpa sekaligus pernyataan dari Munchausen Trilemma bahwa band ini akan bergemuruh lebih kencang dan suatu hari mereka akan dapat membuktikan pernyataannya.
9 Januari 2012
Dimas Ario (Ballad of the Cliché)
credits:
mixing and mastering done by Rizki Suciana
producer Aris Nugraha
music director Joe Novaliano
***
photo taken by Marnala Eros
located at Tikalika Gallery, Bandung
make up artist Meygador
Contact:
munchausen trilemma
No comments:
Post a Comment